Langsa - Pemerintah Kota Langsa melaksanakan upacara dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) yang ke - 22 kota Langsa, berlangsung di lapangan merdeka, Selasa (17/10/23).
Dalam amanat, Pj Walikota Langsa Syaridin S.Pd., M.Pd mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang mengikuti kegiatan tersebut.
Menurutnya, setelah terjadinya peningkatan status dari Kota Administratif Langsa yang merupakan bagian wilayah kabupaten Aceh Timur menjadi daerah otonom baru Kota Langsa berdasarkan UU No 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Langsa.
"Tujuan pembentukan Kota Langsa yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan kemajuan pada masa yang akan datang," kata Syaridin.
Namun, lanjutnya, Pertanyaan reflektif patut dikemukakan dalam peringatan HUT ke-22 Pemerintahan Kota Langsa ini. Sejauh mana ketercapaian tujuan pembentukan Kota Langsa tersebut untuk saat ini? Apakah sudah maju kotanya dan sejahtera warganya?
Tahun 2021 prevalensi stunting di Kota Langsa 25,5%, tahun 2022 turun menjadi 22,1%. Memang terjadi penurunan yang cukup signifikan, bahkan kita berkinerja terbaik kedua di Aceh dalam hal penurunan stunting, tetapi angka tersebut masih memprihatinkan karena masih lebih dari seperlima anak Balita dan Baduta di Langsa yang terancam rendah kualitas kehidupannya yang akan mempengaruhi masa depan bangsa dan negara ini.
"Jika kita merujuk pada temuan para ahli yang melakukan audit kasus stunting di Kota Langsa, beberapa penyebab stunting diantaranya: anak tumbuh dari keluarga perokok aktif, sanitasi yang tidak layak, lingkungan rumah yang kumuh, pola makan yang tidak sehat dan bergizi seimbang".
"Melihat kompleksitas persoalan tersebut maka kita harus fokus, sistematis, sinergis dan kolaboratif dengan semua pihak di semua level. Masalah stunting adalah masalah bersama. Masyarakat harus pro aktif, pemerintah, dunia pendidikan, dunia usaha, dan LSM harus supportif," sebutnya.
Kota Langsa mempunyai beberapa program seperti DAK terintegrasi untuk pengentasan kawasan kumuh, pengembangan tanaman sayuran dan buah-buahan di tingkat rumah tangga melalui program ketahanan pangan dengan sumber pembiayaan dari Dana Desa, penganekaragaman olahan makanan sehat dan bergizi, dan lain-lain yang semua upaya itu diharapkan dapat berkonstribusi secara langsung maupun tidak langsung pada penurunan prevalensi stunting di Kota Langsa.
Dia menambahkan selain kasus masalah stunting, masalah ketersediaan lapangan kerja juga menjadi PR besar. Tingkat pengangguran terbuka di Kota Langsa tahun 2022 sebesar 7,85 persen. Kecenderungan tingkat pendidikan kaum pengangguran juga semakin tinggi.
"Jika persoalan pengangguran ini tidak terselesaikan juga berpotensi terjadinya peningkatan kerawanan sosial, seperti: tawuran, penyalahgunaan narkoba, pencurian, penjambretan, dan lain-lain," katanya.
Untuk itu investasi swasta harus digenjot dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif. Perijinan harus mudah, cepat, tuntas, dan pasti. Warganya juga harus ramah serta tidak melakukan gangguan terhadap investor. Tanpa investasi dari luar maka perputaran ekonomi di Kota Langsa tidak akan ada peningkatan yang signifikan.
Selain itu, anggaran pemerintah baik itu APBN, APBA, APBK, maupun Dana Desa juga harus lebih diarahkan untuk hal-hal yang sifatnya produktif dan berkelanjutan. Pelatihan ekonomi kreatif, bantuan permodalan, dan pendampingan usaha untuk generasi muda harus lebih banyak dilakukan.
"Generasi muda kita harus menjadi generasi muda yang tangguh, tanggap, dan trengginas sehingga bonus demografi tidak sia-sia. Kita harus optimis bahwa Kota Langsa siap berkonstribusi positif dalam mencapai Indonesia emas 2045," tandasnya.
Lanjutnya lagi, Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Pasca pandemi Covid19 dunia banyak mengalami peperangan yang eskalasinya semakin meluas. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan perubahan iklim yang bisa memicu bencana alam seperti kemarau panjang, banjir, tanah longsor.
Kelangkaan bahan pangan dan inflasi tinggi menjadi tantangan besar. Untuk itu saatnya kembali berpaling kepada kemandirian rakyat, tanah pekarangan atau lahan kosong yang selama ini kurang produktif harus dimanfaatkan untuk budidaya kebutuhan rumah tangga.
"Seperti budidaya ikan, beternak skala kecil, tanam sayuran, umbi-umbian, dan buah-buahan minimal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masing-masing," jelasnya.
Pj Walikota Langsa juga mengingatkan semua pihak saat ini sudah berada dalam tahun politik yang puncaknya akan terjadi tahun depan dengan pelaksanaan Pemilu legislatif & Pemilu Presiden, serta PILKADA serentak. Tahun 2024 juga banyak geuchik yang habis masa jabatannya dan jika memungkinkan diadakan Pilchiksung.
"Begitu padatnya agenda politik nasional, daerah, maupun lokal gampong menuntut kita untuk bekerja ekstra keras, bukan hanya memastikan ketersediaan anggaran, tetapi juga harus memastikan pelaksanaan semua agenda politik tersebut berjalan dengan lancar, tertib, aman dan damai sehingga bisa menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin-pemimpin yang baik dan berintegritas demi Indonesia maju dan bermartabat".
"Kita harus bersama-sama menciptakan kontestasi politik yang sehat, jauh dari politik uang, hoax, fake news, caci maki dan fitnah. Pemilu, Pilkada, dan Pilchiksung harus menjadi pesta demokrasi yang betul-betul menghadirkan kegembiraan bukan permusuhan dan perpecahan," katanya lagi.
Dalam momen peringatan HUT ke - 22 Pemerintah Kota Langsa juga melaunching SIPENTING (Sistem Informasi Penanganan Stunting), dan dari BNN Kota Langsa juga ikut serta dalam launching Qanun P4GN untuk seluruhnya 66 Gampong dalam Kota Langsa.
"Semoga Kota Langsa terbebas dari Stunting dan juga terbebas dari Narkoba serta terwujudnya Gampong Bersinar ( Bersih dari Narkoba)," tutup Pj Walikota Langsa.
Turut hadir unsur Forkompinda, Mantan Walikota dan Wakil Walikota Langsa, Pj. Bupati Aceh Timur, Pj. Bupati Aceh Tamiang, para Ketua Organisasi Wanita dalam wilayah Kota Langsa, Rektor IAIN Langsa dan Rektor UNSAM, Sekda Kota Langsa, Para tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kota Langsa, Para Anggota DPRK Langsa, Staf Ahli dan Asisten dalam lingkungan Sekretariat Daerah Kota Langsa, Para Kepala OPD, Para Kepala Instansi Vertikal dalam wilayah Kota Langsa, Para Kabag. di Lingkungan Setda Kota Langsa dan para Geuchik dalam wilayah Pemerintah Kota Langsa.
0 Komentar